Motor induksi merupakan motor
yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah
dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
a.
Komponen
Motor induksi memiliki dua
komponen listrik utama (Gambar 1):
·
Rotor.
Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
- Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
- Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagiandalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
·
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots
untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120
derajat
Gambar 1. Motor Induksi
(Automated Buildings)
b.
Klasifikasi motor induksi
Motor induksi dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
- Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
- Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.
c.
Kecepatan motor induksi
Motor induksi bekerja
sebagai berikut. Listrik dipasok ke
stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan
kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet
kedua, yang berusaha untuk melawan medan
magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam
prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada
“kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut
disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip
hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah
cincingeser/ slip ring, dan motor
tersebut dinamakan “motor cincin geser/
slip ring motor”.
Persamaan berikut dapat digunakan
untuk menghitung persentase slip/geseran
(Parekh, 2003):
%Slip = ((Ns-Nb)/Ns) x 100%
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
d.
Hubungan antara beban, kecepatan dan torque
Gambar 2 menunjukan grafik
torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan.
Bila motor (Parekh, 2003):
·
Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal
yang tinggi dan torque yang rendah (“pull-up torque”).
·
Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada
tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
·
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron,
arus torque dan stator turun ke nol.
Gambar 2. Grafik Torque-Kecepatan
Motor Induksi AC 3-Fase (Parekh, 2003)
No comments:
Post a Comment